Satu kalimat pemicu semangat membaca dari guru bahasa Indonesia saya waktu SD adalah :
Semakin tajamnya kalimat itu dan dengan didorong keinginan kuat untuk mengetahui banyak hal, saya lantas mengamalkannya sejak saat itu juga. Hampir tak ada pekan yang saya lewatkan tanpa aktifitas membaca. Bahkan terkadang dalam satu pekan, setiap hari pasti saya menyempatkan diri untuk membaca.
Ilustrasi:Pexels.com
Sampai saat ini, tak terhitung berapa banyak buku yang sudah saya baca, baik itu buku fiksi maupun non fiksi. Juga demikian dengan artikel, jurnal, koran dan berbagai macam bentuk karya tulisan lain yang sudah saya lahap.
Tapi yang menjadi ironis adalah, tidak ada satupun makna, konsep atau ide dari sebuah buku atau majalah yang pernah saya baca yang bisa saya ingat sampai detik ini (setidaknya ketika saya dengan sengaja mencoba mengingat sesuatu dari bacaan yang sudah saya baca).
Bahkan suatu ketika saya diprogoki seorang teman sedang meremah dan mengunyah konsep - konsep stoikisme dalam sebuah buku. Tak ada hujan, tak ada angin, beliau nekad menyambarkan petir pertanyaan kepada saya tentang apa isi buku yang saya baca, hasilnya adalah saya terseterum dan harus terbatah - batah menjelaskan apa isi buku tersebut kepada teman saya. Artinya buku yang baru saja dibaca sekalipun, saya tidak mampu memetik insightnya, apalagi buku dan bacaan yang dibaca beberapa hari, minggu atau bulan sebelumnya.
Jadi boro - boro saya melihat dan memahami dunia dalam pepatah yang diberikan guru SD saya, jendelanya sendiri ternyata belum juga terbuka karena aktivitas membaca saya masih belum merupakan sebuah kunci untuk menuju ke dunia dalam pepatah tersebut . Bahkan hingga saat ini pun saya mentok hanya bisa mengingat sebuah kalimat atau quotes, itupun karena saya berulang kali kembali ke halaman tersebut untuk menghafal dan membacanya berulang - ulang.
Nah biar tidak menjadi aktivitas sia - sia sampai akhir hayat (karena tidak ada satpun yang menghentikan hobi saya dalam membaca seumur hidup), mari kita cari tahu apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya. Karena saya yakin, teman - teman juga mungkin sama dengan saya.
Atau kalau kita adalah player Mobile Legend dan saat bermain kita tereliminasi berkali - kali, pasti kita mencari tahu apa penyebabnya, apakah karena build attack musuh yang terlalu over power, atau karena deffense kita saja yang lemah. Dan kita lalu menyesuaikan semuanya suapaya bisa menikmati suara : "viktoryyy!!" diakhir permainan.
Begitu juga yang akan kita lakukan pada pengalaman membaca yang masih nir hasil ini. Kita lantas bertanya, kenapa aktivitas membaca selama ini tidak menghasilkan apa - apa? Kenapa meskipun banyak buku yang sudah dibaca tapi tidak banyak atau bahkan tidak ada yang kita pahami dari bacaan tersebut? Dan bagaimana caranya agar kita bisa memahami sesuatu dari aktivitas membaca?
Kita harus mencari tahu supaya aktivitas membaca itu tidak selamanya tampak seperti sebuah kesia - siaan dan seperti hanya membuang - buang waktu. Sebab bagaimanapun juga, suatu bentuk tulisan bahkan puisi yang satu bait sekalipun, pastilah mengandung makna, konsep atau suatu ide tertentu. Nah dengan membaca kita tentu berharap mendapatkan manfaat dari ide dan konsep yang kita temukan dalam suatu bacaan. Yuk kita bahas!
- Apa sih Membaca Itu?
Apa itu membaca? Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa bersama dengan tiga keterampilan yang lain yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara dan keterampilan menulis. Keterampilan membaca dan menyimak bersifat menerima ( reseptif ) sedangkan keterampilan berbicara dan menulis bersifat mengungkapkan ( produktif). Seseorang yang mampu terampil dalam keempat aspek berbahasa ini, kelak akan mampu juga untuk berkomunikasi dengan baik.
Membaca itu sendiri secara garis besar dibagi dua, yaitu membaca tingkat permulaan dan membaca tingkat lanjut. Membaca tingkat permulaan sifatnya adalah mekanis yaitu mulai dari pengenalan simbol seperti huruf, pengenalan unsur - unsur linguistik ( fonem, kata, kalimat, frase, pola klause, dll), serta pengenalan hubungan / korespondesni dari pola ejaan dan bunyi. Pada tingkat ini biasanya kecepatan membaca bertaraf lambat. ( Hanum dan Lily dalam keterampilan membaca dan menulis:31).
Kelompok orang pada tahap membaca permulaan biasanya mulai dari kelas satu sampai kelas 3 SD, akan tetapi bisa juga di atas itu tergantung faktor psikologis dan keaadaan fisiologis. Dalam artikel ini kita tidak membahas itu lebih jauh. Disini kita hanya bahas aktivitas membaca pada tingkat lanjut yang menekankan pada pemahaman dan pemaknaan dari suatu bacaan.
Nah lalu bagaimana caranya agar kita yang berada pada level membaca untuk pemahaman ini mampu menyerap dan mengingat apa yang sudah kita baca?
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa membaca adalah sebuah keterampilan, maka membaca itu butuh dilatih, dibiasakan hingga akhirnya menjadi kebiasaan tetap. Kenapa bisa begitu? Karena seperti yang dijelaskan oleh Mas Luffy D. Amrullah dalam salah satu postingannya di Quora yang kalau saya ringkas kurang lebih begini :
Membaca itu pada dasarnya sama seperti aktivitas yang lain yang melibatkan indera pengelihatan. Misalnya menonton film atau melihat pemandangan. Hanya saja membaca itu tidak hanya sekedar melihat huruf sebagaimana kita melihat pemandangan atau menonton film. Membaca merupakan proses kompleks yang melibatkan kerja otak untuk memahami makna yang terkandung dalam setiap huruf, kata, kalimat dan seluruh isi bacaan.
Membaca tentu berbeda dengan menonton film atau mendengarkan musik yang relatif mudah dicerna oleh otak karena ada visual dan audio, membaca menuntut kerja mental yang lebih dalam.
Semua yang kita baca sebenarnya masuk ke otak, namun belum tentu langsung dipahami karena pemahaman butuh kebiasaan dan latihan.
- Lalu Mengapa Membaca Itu Terasa Sering Sia - sia?
Sebagai sebuah keterampilan, membaca butuh untuk dibiasakan terlebih dahulu agar otak kita terbiasa memperoses bacaan secara lebih mendalam. Karena dalam satu bacaan, sebuah kata saja pasti memiliki begitu banyak makna. Jika otak tidak dibiasakan, maka tidak akan mampu menyelami makna dalam sebuah bacaan secara mendalam.
Lalu Anda bertanya :
Saya sama seperti kasusmu bang, sudah lama menjadikan membaca sebagai kebiasaan, tapi masih kesulitan memahami isi bacaan. Apakah kita memang bodoh?
Tentu saja jika demikian, bukan berarti kita bodoh, hanya saja otak kita butuh waktu beradaptasi terhadap jenis bacaan yang baru atau belum familiar. Karena memang dalam hal ini, setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda - beda. Ada yang hanya butuh dipoles saja, ada yang butuh waktu lama untuk berlatih sebelum akhirnya bisa. Kesulitan memahami isi buku bukan berarti bodoh, melainkan tanda otak kita sedang belajar dan menyesuaikan diri.
- Cara Agar Membaca Lebih Bermakna & Tidak Sia-sia
Lalu bagaimana cara agar aktivitas membaca itu lebih bermakna dan kita mendapatkan ingsight dari bacaan yang kita baca?
1. Latih kebiasaan membaca secara rutin.
Semakin sering kita membaca, kemampuan otak akan semakin terasa dalam memahami isi bacaan.
2. Pilih bacaan sesuai kemampuan terlebih dahulu.
Mulailah dari yang ringan sebelum beralih ke bacaan yang lebih kompleks agar otak terbiasa.
3. Pahami isi, bukan sekadar membaca cepat.
Fokuslah pada makna, ide utama, dan hubungan antar gagasan, bukan hanya menyelesaikan halaman.
4. Gunakan kesabaran sebagai kunci.
Sama halnya dengan bayi yang baru belajar berjalan, kemampuan memahami bacaan juga butuh waktu dan konsistensi.
5. Sadari bahwa otak kita bisa berkembang.
Otak manusia adalah “superkomputer” yang terus meningkat kemampuannya bila terus digunakan dan dilatih.
Aktivitas membaca tidak akan sia-sia bila dilakukan dengan kesadaran, kesabaran, dan kebiasaan.
Dalam memahami isi buku memang bukanlah pekerjaan yang instan, tapi buah dari latihan dan pembiasaan otak dalam mengolah makna.
Begitulah teman - teman, pada akhirnya membaca itu bukan sekadar kegiatan membuka halaman demi halaman, tetapi sebuah perjalanan memahami makna di balik setiap kata. Layaknya kunci yang harus terus diasah agar bisa membuka jendela dunia yang lebih luas, membaca pun perlu dilatih agar benar-benar menjadi pintu menuju pengetahuan dan kebijaksanaan.
Jangan terburu-buru merasa gagal hanya karena belum mampu mengingat isi buku yang baru saja selesai dibaca. Sebab setiap kali kita membaca, sebenarnya otak sedang bekerja, menyesuaikan diri, dan memperkuat kemampuannya memahami ide dan gagasan. Butuh waktu, kebiasaan, dan kesabaran untuk menjadikan aktivitas membaca benar-benar bermakna.
Maka teruslah membaca dengan kesadaran, bukan sekadar kebiasaan. Karena pada saat itulah, setiap buku akan berhenti menjadi sekadar tumpukan kertas, dan berubah menjadi jendela yang benar-benar terbuka menuju dunia yang selama ini dijanjikan oleh guru saya ( mungkin guru kalian juga dulu ) bahwa memang benar:
“Buku adalah jendela dunia, dan membaca adalah kuncinya.”
Refferensi:
2.https://id.quora.com/Kenapa-saya-membaca-hanya-dengan-mata-tapi-tidak-masuk-ke-otak-Saya-baca-buku-lama-tapi-seperti-tidak-mengerti-apapun-dan-tidak-dapat-inti-dari-apa-yang-saya-baca/answer/Luffy-D-Amrullah-1?ch=10&oid=1477743873557036&share=d3c452ed&srid=h99NbP&target_type=answer

Posting Komentar untuk "Pahami Hakekatnya Agar Aktivitas Membacamu Tidak Hanya Membuang - buang Waktu"