Ada yang mengatakan bahwa pekerjaan yang paling bagus adalah hobi yang dibayar. Sebuah pekerjaan yang dimana bidangnya adalah sesuatu yang kita cintai, sesuatu yang kita suka, sesuatu yang saat kita melakukannya, kita akan bahagia apalagi ketika itu menghasilkan uang. Sebut saja seperti pemain bola profesional, gamers, olahragawan dan orang yang bergelut pada bidang tertentu yang pada awalnya itu hanyalah sekedar hobi bagi mereka.
Tapi masalahnya adalah dunia ini memiliki banyak cerita. Cerita setiap orang berbeda - beda.
Bisa saja Anda sebenarnya adalah pesepak bola yang berbakat dan Anda sangat suka bermain bola. Namun karena faktor tertentu, Anda tidak menjadi seorang pesepak bola profesional, Anda saat ini mungkin menjadi guru, menjadi dokter atau apapun yang lain, diluar hobi atau bakat Anda. Atau mungkin Anda sangat bahagia ketika bermain game dan membayangkan bagaimana jika Anda jadikan itu sebagai karier Anda. Tapi saat ini Anda justru jadi seorang yang lain, mungkin jadi petani, buruh, atau profesi di luar passion Anda.
Saya dulu memiliki sebuah angan - angan setinggi langit : kerja kantoran, pada bidang IT dan tentu dengan gaji yang besar. Tapi sekarang yang nyata adalah saya malang melintang di dunia perkulian. Dari kuli bangunan, kuli perkebunan kelapa sawit hingga kuli pabrik, semua sudah saya rasakan.
Dan selama menjalani profesi yang under expected itu, yang sudah saya lakukan adalah marah dan bersungut - sungut, jengkel, maki - maki. Saya bertanya pada diri sendiri: kenapa bisa seperti ini masa depan yang saya rasakan, yang dulu tidak pernah saya cita - citakan.
Ilustrasi:pexels.com
Saya lalu iri pada teman sebaya, pada dunia bahkan sempat menaruh dendam pada Tuhan. Pernah suatu ketika terbesit niat saya untuk menggugatNya dengan pertanyaan : Jika Kau Maha Adil, kenapa tidak semua merasakan keadilan? Kenapa cita - cita saya tidak dikabulkan, sementara yang lain melenggang seperti tanpa halangan?
Dalam hal ini dan beberapa hal lain, saya pasti tidak sendirian. Saat orang - orang mengalami seperti yang saya alami, tak jarang banyak yang berkeluh kesah, " seandainya ya...", atau " coba kalau begini, coba kalau begitu" dan " kenapa bisa begini, kenapa bisa begitu?" yang akhirnya tidak akan membuat kita bahagia dalam pekerjaan dan kehidupan yang kita jalani saat ini.
Ade Rai, dalam salah satu playlist kuliah malam minggunya mengutip:
If you can't do what you love, so you must learn to love what you do". Jika Anda tidak bisa melakukan apa yang Anda suka, maka Anda harus belajar menyukai apa yang Anda lakukan.
Pekerjaan yang tidak sesuai keinginan dan cita - cita mungkin adalah salah satu aspek yang membuat kita tidak bersyukur. Tentu masih banyak aspek lain dalam hidup yang memicu kita untuk marah pada seluruh semesta dan menaruh dendam pada sang pencipta.
Tapi sebelum kita melakukan tindakan yang akan menjadi buah bibir pahit di mata orang lain, ingatlah: kita tidak tahu bahwa apa yang kita miliki (sesedikit dan serendah apapun statusnya) bisa jadi adalah sesuatu yang diidamkan orang lain, yang belum seberuntung kita.
Sebagaimana yang dikatakan Pramoedya A. Toer bahwa:
Gambaran batin tentang diri yang berbeda, gambaran yang ingin orang menjadi.
Dunia memang tidak selamanya menuruti keinginan kita, tapi terkadang kitalah yang harus pandai beradaptasi dengan kenyataan yang ada.
Kahlil Gibran pernah berkata :
Segala ilmu adalah sia - sia kecuali ada kerja, dan semua pekerjaan adalah kosong kecuali bila ada cinta.
Maka cintai pekerjaanmu, cintai yang ada sekarang, tidak perlu membuang energimu hanya untuk terjebak pada kata 'seandainya' karena ada orang diluar sana yang sedang mengandaikan kenyataan yang kita miliki sebagai kenyataan mereka.
Lakukan segala sesuatunya dengan kebahagiaan dan penuh cinta. Walaupun yang kita lakukan itu nantinya tidak berujung pada kesuksesan tertentu, kita sudah bahagia. Apalagi coba, tujuan tertinggi manusia hidup kalau bukan untuk berbahagia?

Posting Komentar untuk "Bahagia dengan Pekerjaan yang Sekarang"