Ketika saya sedang marah - marah dan berniat membanting ponsel karena lose streak sepuluh kali dalam permainan Mobile Legend, tiba - tiba aplikasi Quora mengirimkan notifikasi.
Seseorang bertanya dan meminta saya menjawab. Kurang lebih pertanyaan itu seperti ini :
Aku rasanya ingin menyendiri dari siapapun itu tapi orang tuaku tidak memperbolehkan aku pergi sendirian padahal aku udah umur 19 tahun, dan selain itu juga aku belum punya tabungan banyak dan orang tuaku cuman gamau ngeluarin duit. Apa salah?
Saya bingung bagaimana harus menjawab. Sebab jika saja saya memiliki latar belakang ilmu pikiran dan kejiwaan seperti yang dimiliki para psikolog, maka sang penanya akan mendapatkan jawaban yang benar dan pasti.
Tapi saya juga tentu tidak boleh menyinggung perasaannya dengan mengatakan : “ coba pergi saja ke psikolog, dan ceritakan masalahmu!”. Sebab semua tahu, apa yang tidak mahal di atas bumi manusia kita ini? Bahkan ilmu yang bisa membantu melegakan pikiran dan perasaan manusia itu sendiri, seseorang harus merogoh kocek yang dalam.
Masalahnya, sedalam - dalam kocek di rogoh oleh seseorang, tidak juga satu sen pun dari dalamnya akan menampakan diri. Semua sudah habis untuk : beli beras, sayur, minyak goreng dan tabung elpiji .
Khusus yang terakhir itu, kita harus bersaing juga dengan bapak - bapak kaos oblong bersandal jepit dan bertopi yang pajeronya diparkir sejauh mungkin dari kios agar ia tidak dicurigai sedang bersaing memperebutkan tabung bertulisan : “ khusus untuk masyarakat miskin “.
Maka datang dari pertimbangan kecil yang demikian, seorang pribadi dengan jiwa melankolis ini mencoba menjawab pertanyaan dari akun anonim itu dengan sedikit yang dia ketahui. Dan yang dia ketahui, juga dia yakini. Setidaknya sampai seseorang membantah di bawah kolom komentar.
Dan beginilah jawabanya :
Ilustrasi : pexels.com
Semua orang tua pasti punya alasan yang jelas dalam melarang anak - anak mereka untuk tidak melakukan ini dan itu. Dan mayoritas tentu demi kebaikan, kebahagiaan dan keselamatan anak - anak mereka. Dan dari sisi itu, saya rasa mereka tidak salah (sejauh saya tidak tahu persis alasan mereka melarang). Tapi menurut saya kurang dan lebihnya begitu.
Dan sebagaimana kita ketahui, secara administrasi seseorang yang berumur 19 tahun memang sudah dianggap dewasa. Dia pasti sudah memiliki KTP dan bahkan ada yang sudah menikah. Dan karena itu, seseorang yang demikian tentu saja bebas kemana ia ingin pergi.
Tapi meski begitu, umur yang sesuai, fisik yang tua atau bahkan jika seseorang itu memiliki pengalaman yang banyak dalam menonton film dewasa sekalipun, semuanya bukan jaminan untuk ia berpikiran dewasa.
Umur itu hanya angka kata orang, dan kita tahu tidak semua hal dapat diukur dengan angka - angka. Tidak semua hal dapat diketahui dengan ilmu eksakta dengan tingkat teliti yang tinggi. Karena apa?
Karena dunia itu luas dan kehidupan ini dipenuhi misteri. Ada banyak hal yang kita tidak tahu dan tidak bisa ditebak. Kecuali jika Anda ingin berjudi dengan kehidupan. Tapi sebelum berjudi dengan kehidupan ini, ingatlah kata Albert Einstein : Tuhan saja tidak mungkin bermain dadu! Lantas Anda??
Maka barangkali, larangan orang tua bisa saja berdasar lantaran mereka sudah ditempa dan dibentuk oleh pengalaman yang sudah mereka rasakan bertahun - tahun. Dan pengalaman itu juga yang membentuk pengetahuan mereka.
Memang agak paradoks dengan paragraf di atas tapi coba renungkan ini baik - baik:
Jika kita menganggap keluarga bukan tempat yang nyaman, ayah dan ibu meresahkan, kakak dan adik menyebalkan, kakek dan nenek membosankan, lalu apa yang menjamin bakal kita temui di luar sana rumah yang nyaman untuk berteduh, pundak yang kokoh untuk bersandar atau telinga yang peka untuk mendengar segala keluh kesah? Tidak ada yang menjamin semua itu!
Cobalah hening sejenak, tarik nafas yang dalam dan hembuskan secara perlahan. Pikirkan baik - baik dan tanyakan ke diri sendiri : bagaimana jika niat menyendiri untuk mendapatkan kebahagian dan ketenangan, justru malah berakhir jadi mangsa dari orang - orang jahat, manipulator yang haus segala sesuatu? Apalagi jika kamu adalah seorang perempuan.
" Aku melihat banyak sekali mangsaaa...!!" Demikian kata Roger, hero Moblie Legend itu.
Tidak jarang orang - orang kesepian dan para penyendiri yang kelihatan rapuh menjadi mangsa empuk dari para penjahat. Berbagai kasus sudah membuktikan itu : dimanfaatkan untuk jadi pengemis, di jual dan dilecehkan secara hina.
Baru - baru ini yang tentu masih segar dalam ingatan kita adalah tentang seorang perempuan yang dihabisi oleh atasan sendiri. Berawal dari curhatan tentang masalah asmara yang dia hadapi.
Sang predator yang berjiwa penjahat itu lalu memanfaatkan situasi. Perempuan berinisial D.O itu lalu disuruh ke rumah si atasan dengan iming - iming akan dicarikan orang yang bisa menyelesaikan persoalannya.
Usut demi usut, begitu sampai di rumahnya, pintu lalu ditutup dan si perempuan dihabisi. Bahkan setelah nyawa perempuan itu sudah melayang dan tubuhnya tinggal jasad, dengan penuh birahi sang predator langsung melecehkanya secara bringas.¹
Silahkan search di google kasus yang seperti itu biar memperkaya wawasan dalam mengambil keputusan yang tepat. Ya meski sebenarnya tanpa dicari pun, kasus seperti itu akan meruak dengan sendirinya ke permukaan. Karena apa? karena dunia ini tidak hanya diisi oleh malaikat, tapi juga dipenuhi oleh jin dan iblis. Hanya yang agak menyusahkan kita, kadang iblis dan jin itu bisa berpenampilan malaikat, kita pun tertipu.
Pada akhirnya, alangkah lebih baik untuk pikirkan dulu baik - baik sebelum mengambil keputusan apalagi di dalam keluarga. Dan jika itu hanya karena kebencian dan rasa resah.
Ingat kawan - kawan dan nona - nona! Di luar sana cuma ada dua kemungkinan :
Surga tempat yang membuatmu nyaman dan bahagia, atau neraka yang akan menyiksa dan membuat kamu menyesal seumur hidup.
Tidak ada orang yang menolong, mengasihani atau bahkan mencintai tanpa alasan. Cinta tanpa pamrih dan kasih sayang penuh pengorbanan hanya bisa didapatkan dari orang yang tulus, dan itu dari keluarga sendiri, orang - orang yang dalam tubuhnya mengalir darah yang sama denganmu.
Hanya saja terkadang kasih sayang dan cinta itu diungkapkan dalam bentuk yang tidak bisa diterima. Bukan karena itu jahat, tapi terkadang karena kita ada dalam situasi emosional yang tidak stabil.
Cobalah berbicara yang baik dengan mereka. Cari tahu apa yang mereka inginkan, dan sesuaikan dengan pemahaman dan keinginan diri sendiri.
Dalam situasi yang penuh emosi dan amarah, sebaiknya jangan gegabah mengambil keputusan.
Kurang - kurangi mengeluh dan mengesah. Di dunia ini hidup lebih dari satu milyar orang, dan semuanya punya persoalan hidup masing - masing.
Daripada pergi dan lari dari masalah itu, lebih baik face to face dengannya.
Lari dari masalah hanya merupakan tindakan seorang pecundang. Albert Camus pernah bilang : i rebel therefore i am, aku berontak maka aku ada.²
Bukan berontak terhadap orang - orangnya, tapi sikap berani menghadapi masalah yang kita hadapi dengan bijak dan kepala tegak.
Demikian yang bisa saya bagikan, mohon maaf jika kurang berkenan.
Catatan kaki :
1. Tragisnya Kasus Pembunuhan Dina Oktaviani oleh Atasan Sendiri https://share.google/LWSXg4QVCmH3GBX00 (https://share.google/LWSXg4QVCmH3GBX00)
2. Ngaji Filsafat Albert Camus https://youtu.be/UCRw1ZKwSLQ?si=efsiLirbJJXpTbgp

Posting Komentar untuk "Tentang Keluarga dan Segala Persoalannya"